sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bongkar Mafia Minyak Goreng, Kejagung Bakal Jerat Korporasi

Economics editor Erfan Ma'ruf
20/04/2022 08:10 WIB
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin memerintahkan jajarannya untuk tidak berhenti hanya pada pejabat perorangan saja, dalam membongkar kasus mafia minyak goreng.
Bongkar Mafia Minyak Goreng, Kejagung Bakal Jerat Korporasi (FOTO: MNC Media)
Bongkar Mafia Minyak Goreng, Kejagung Bakal Jerat Korporasi (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin memerintahkan jajarannya untuk tidak berhenti hanya pada pejabat perorangan saja, dalam membongkar kasus mafia minyak goreng. Ia membuka kemungkinan bakal menjerat perusahaan dengan pasal kejahatan korporasi.

Penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) baru menetapkan empat orang sebagai tersangka. Satu dari empat tersangka adalah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana. 
 
"Untuk korporasi, sangat mungkin itu (ditetapkan sebagai tersangka), sangat mungkin. Dan kami sudah perintahkan pada Jampidsus, pada Dirdik (Direktur Penyidikan) untuk lakukan itu," kata Burhanuddin dalam keterangannya, Selasa (19/4/2022). 
 
Sementara itu dari pihak swasta ada tiga petinggi perusahaan yang ditetapkan sebagai tersangka di antaranya Master Parulian Tumanggor (MPT) selaku Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Stanley MA (SMA) selaku Senior Manager Corporate Affairs PT Pelita Agung Agrindustri/Permata Hijau Group, dan Picare Tagore Sitanggang (PTS) selaku General Manager di Bagian General Affair PT Musim Mas. 
 
Dalam pemaparannya, Jaksa Agung menegaskan tidak segan menetapkan menteri sebagai tersangka. Kendati demikian, penyidik harus memiliki alat bukti yang cukup terlebih dahulu. 
 
"Bagi kami, siapa pun, menteri pun, kalau cukup bukti, ada fakta, kami akan lakukan itu," tegas Burhanuddin. 
 
Selain itu, Kejagung juga membuka kemungkinan untuk menjerat tersangka lain dalam perkara tersebut, termasuk pihak-pihak swasta lainnya. "Kami tidak akan membedakan, kalau cukup bukti, informasi dan ada fakta, kami akan lakukan," pungkasnya. 
 
Perbuatan para tersangka melanggar tiga ketetentuan, yakni Pasal 54 Ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a, b, e, dan f Undang-Undang tentang Perdagangan, Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 129 Tahun 2022 jo Nomor 170 Tahun 2022 tentang domestic market obligation (DMO)  dan domestic price obligation (DPO), serta Ketentuan Bab II Huruf A angka (1) huruf b, jo Bab II huruf C angka4 huruf c Peraturan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Nomor 02/DAGLU/PER/1/2022 tentang petunjuk teksnis pelaksanaan kebijakan dan pengaturan ekspor CPO, RDB Palm Oil, dan UCO. 
 
Para tersangka disangkakan dengan Pasal 2 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi. (RAMA)

Advertisement
Advertisement