sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bos Danareksa Ungkap Empat BUMN Berpeluang Sehat setelah Restrukturisasi

Economics editor Suparjo Ramalan
24/06/2024 16:12 WIB
Jumlah perseroan ‘sakit-sakitan’ yang direstrukturisasi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) ada 14 dan satu anak usaha.
Bos Danareksa Ungkap Empat BUMN Berpeluang Sehat setelah Restrukturisasi. Foto: MNC Media.
Bos Danareksa Ungkap Empat BUMN Berpeluang Sehat setelah Restrukturisasi. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Yadi Jaya Ruchandi, mengatakan baru empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berpeluang sehat. Jumlah perseroan ‘sakit-sakitan’ yang direstrukturisasi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) ada 14 dan satu anak usaha.

Penyehatan 15 perusahaan ini berdasarkan surat kuasa khusus (SKK) dari Menteri BUMN Erick Thohir yang diterbitkan sejak 30 September 2020. 

Saat itu, ada 21 perseroan negara dan satu anak usaha yang dititip kelola kepada PPA, namun seiring berjalan waktu, tujuh BUMN harus dilikuidasi lantaran tak lagi memiliki nilai ekonomis dan tidak memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat. 

"Tapi kalau mau secara gamblang dari 21 (BUMN) plus satu (anak usaha) yang berpeluang (sehat) itu cuma empat," ujar Yadi saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Panja Penyehatan dan Restrukturisasi BUMN Komisi VI DPR RI, Senin (24/6/2024). 

Adapun, empat BUMN yang dimaksud yaitu PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero) atau Persero Batam, PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), serta PT Boma Bisma Indra (Persero).

Yadi mencatat, Persero Batam dan Boma Bisma Indra memang memiliki peluang sehat lantaran adanya kebijakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang mewajibkan penggunaan produk industri dalam negeri.

Kebijakan ihwal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tersebut dinilai memberikan angin segar bagi industri manufaktur di Tanah Air, tidak terkecuali BUMN yang sakit-sakitan saat ini. 

“Manufakturing ada peluang, larangan terbatas dari Kemenperin yang membuat industri manufaktur bisa mendapatkan demand-nya kembali. Selama ini kita kalah bersaing dari negara sekitar, jadi kita impor,” kata dia. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement