“Tentunya, hal ini juga akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Terutama berimbas terhadap arus masuk dan keluar modal dari luar yang juga akan mempengaruhi nilai tukar maupun
pasar keuangan,” tuturnya.
Meskipun demikian, Indonesia dinilai masih memiliki potensi untuk memetik pertumbuhan yang positif pada tahun 2022, di mana Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada pada rentang 4,7 persen-5,5 persen. Adapun lembaga global seperti Bloomberg mematok pertumbuhan ekonomi RI di kisaran 5,2 persen.
John menilai pandemi Covid-19 yang menghambat interaksi sosial dan mobilitas pada sisi lain telah memunculkan sektor digital yang kuat. “Dari data yang ada, valuasi ekonomi digital kita sangat tinggi,
begitupun proyeksi hingga beberapa tahun ke depan. Pandemi telah mempercepat akselerasi digital ini, karena itu saya yakin ini akan jadi motor pertumbuhan baru,” ungkap John.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, valuasi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp1.005 triliun atau USD70 miliar. Sedangkan berdasar riset Google terbaru, perekonomian digital Indonesia pada 2025 diproyeksi menyentuh USD146 miliar.
Terlebih, kata John, salah satu kekuatan utama ekonomi nasional masih disumbangkan oleh konsumsi domestik. Dengan kata lain, ungkapnya, secara struktur perekonomian nasional saat ini sangat ampuh untuk melaju meskipun masih terdapat pandemi yang mengintai.