IDXChannel - Meredanya pandemi Covid-19 saat ini belum membuat industri perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta sepenuhnya bangkit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bisnis hotel tahun ini masih mirip dengan tahun lalu atau stagnan.
Kepala BPS DI Yogyakarta, Herum Fajarwati menuturkan perkembangan industri perhotelan di DIY bisa dilihat dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel merupakan gambaran produktifitas usaha jasa akomodasi. TPK hotel bintang dan non bintang menjadi tolok ukur industri ini.
Dia mengatakan TPK hotel bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Maret 2023 tercatat sebesar 49,60 persen atau turun 9,37 poin dibandingkan TPK Februari 2023 yang tercatat sebesar 58,97 persen. Sedangkan jika dibanding dengan TPK Maret 2022 yang tercatat 51,65 persen, TPK Maret 2023 turun sebesar 2,05 poin.
"TPK tertinggi pada Bulan Maret 2023 tercatat pada hotel bintang tiga yang mencapai 52,69 persen, dan TPK terendah tercatat pada hotel bintang satu yaitu sebesar 33,21 persen,"tutur dia.
Herum menyebut perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada tahun 2021 dan 2022 mengalami kecenderungan yang hampir sama. Terjadinya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak cukup besar bagi perkembangan TPK.