IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,04 persen di kuartal IV-2023 dann 5,05 persen sepanjang 2023.
Realisasi pertumbuhan ekonomi 2023 tersebut melambat bila dibandingkan capaian 2022 yang sebesar 5,31 persen.
BPS mencatat, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang biasanya kisaran 5 persen, kini di kuartal IV-2023 hanya tumbuh 4,47 persen atau turun dibanding kuartal III tahun lalu 5,06 persen dan 4,77 persen pada kuartal IV-2022.
Sedangkan konsumsi rumah tangga pada 2023 tumbuh sebesar 4,82 persen atau melandai dari realisasi 2022 yang sebesar 4,93 persen.
Menurut Plt Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti mengungkapkan, daya beli rumah tangga masih cukup terjaga.
"Perlambatan konsumsi rumah tangga, utamanya berasal dari perlambatan pengeluaran kelompok menengah atas," kata dia dalam Konferensi Pers, Senin (5/2/2024).
"Hal itu tercermin dari indikator PPN barang mewah melambat, jumlah penumpang angkutan udara melambat, dan penjualan mobil penumpang juga enggak sebanyak tahun lalu," dia menambahkan.
Amalia bilang, bahwa terjadi pergeseran dari masyarakat kalangan menengah ke atas dari spending ke investasi. Hal ini ditunjukkan dari data simpanan berjangka.
"Sementara investasi finansial, seperti simpanan berjangka mengalami penguatan. Jadi artinya, ada sedikit pergeseran dari spending ke investasi. Perlambatan pengeluaran kelas menengah atas, lebih cenderung investasi," terangnya.
Sementara untuk perlambatan ekonomi di 2023, Amalia menuturkan, penyebabnya karena ekonomi global yang melandai, fenomena el-nino yang berdampak ke lapangan usaha pertanian di 2023 yang melambat di paruh kedua tahun lalu.
"Tapi di tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia tetap tumbuh 5 persen adalah sebuah prestasi. Tetap solid, karena pertumbuhan dapat terjaga," tukas Amalia.
(FAY)