"Hal itu tercermin dari indikator PPN barang mewah melambat, jumlah penumpang angkutan udara melambat, dan penjualan mobil penumpang juga enggak sebanyak tahun lalu," dia menambahkan.
Amalia bilang, bahwa terjadi pergeseran dari masyarakat kalangan menengah ke atas dari spending ke investasi. Hal ini ditunjukkan dari data simpanan berjangka.
"Sementara investasi finansial, seperti simpanan berjangka mengalami penguatan. Jadi artinya, ada sedikit pergeseran dari spending ke investasi. Perlambatan pengeluaran kelas menengah atas, lebih cenderung investasi," terangnya.
Sementara untuk perlambatan ekonomi di 2023, Amalia menuturkan, penyebabnya karena ekonomi global yang melandai, fenomena el-nino yang berdampak ke lapangan usaha pertanian di 2023 yang melambat di paruh kedua tahun lalu.
"Tapi di tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia tetap tumbuh 5 persen adalah sebuah prestasi. Tetap solid, karena pertumbuhan dapat terjaga," tukas Amalia.
(FAY)