Dalam hitungan pemegang saham, pada akhir 2022 pendapatan Garuda sudah menyentuh level USD 120 juta dan naik hingga USD 200 juta pada 2023. Namun, perkiraan ini juga tergantung pada kebijakan pemerintah perihal pengetatan pergerakan masa.
Di lain sisi, Kementerian BUMN juga meyakini mampu mengurangi utang perusahaan dari Rp 139 triliun menjadi USD 3,69 miliar atau setara Rp 52,39 triliun. Saat ini, pemegang saham telah menyusun rumusan besar perihal langkah strategis untuk menekan utang perusahaan.
"Secara umum, untuk mengurangi utang garuda dari USD 9,7 miliar menjadi USD 3,69 miliar, itu mesti ada rumusan dasar yang harus kita ajukan dan sekarang dalam proses komunikasi," tutur dia. (RAMA)