Ia mengungkapkan, saat ini pemerintah melalui SKK Migas sedang melakukan penjajakan penggunaan peralatan komputer super canggih yang dimiliki perusahaan minyak asal Italia yakni ENI.
“Yang sudah punya itu ENI dari Italia, yang punya teknologi super komputer yang bisa melihat kondisi di bawah tanah itu empat dimensi. SKK Migas sedang berupaya untuk bekerjasama dengan ENI agar bisa menggunakan peralatannya untuk melihat data-data seismik di bawah tanah sehingga mempermudah pengeboran,” ungkapnya.
“Tapi untuk meminjam peralatan super komputer ENI ini butuh proses, transfer data juga ada aturannya, kemudian para ahli yang mengoperasikan peralatan canggih itu juga harus dibayar, karena cuma mereka yang bisa mengoperasikannya karena mereka yang buat,” ucapnya.
Selain cadangan minyak yang menipis, Kementerian ESDM juga mencatat, cadangan gas bumi Indonesia cukup untuk 19,9 tahun ke depan dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru. Untuk cadangan terbukti dan potensial gas mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TCF) dan cadangan terbukti sebesar 43,6 TCF. (RAMA)