Faik menjelaskan, titik awal jalan layang ini dimulai dari Jalan Anjasmoro melintasi Jalan Arteri Yos Sudarso dan membentang hingga Jalan Madukoro. Sebelumnya, akses terminal baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang masih tercampur dengan lalu lintas lokal dan lalu lintas menuju perumahan sekitar bandara sehingga kelancaran mobilitas dari menuju bandara berpotensi terganggu.
"Dengan adanya jalan layang akses langsung menuju bandara ini maka titik kemacetan seperti di Kawasan Puri Anjasmoro dapat dihindari sehingga mobilitas dari dan menuju bandara akan semakin lancar," kata dia.
Jalan layang akses bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang ini akan mengusung budaya lokal yang dituangkan dalam desain arsitektur. Selain itu, pembangunan jalan layang ini demi mendukung kawasan wisata dan kuliner di sekitar jalan akses menuju bandara.
Terminal baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang mengadopsi konsep eco-airport dan floating airport ini resmi beroperasi sejak Juni 2018. Terminal Baru Bandara Ahmad Yani memiliki luas area 58.652 meter persegi, atau hampir sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal bandara lama yang hanya 6.708 meter persegi, dapat menampung sebanyak 7 juta penumpang per tahun atau 19 ribu penumpang setiap harinya. Sedangkan kapasitas terminal lama hanya 800 ribu penumpang per tahun.
Selain terdapat 30 unit konter check in untuk mempercepat pelayanan kepada penumpang maskapai, Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani juga dilengkapi tiga unit garbarata. Luasan apron baru mencapai 72.522 meter persegi yang dapat menampung 13 pesawat berbadan ramping (narrow body) atau konfigurasi sepuluh pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan lebar (wide body) kargo. (TYO)