Total pendaftaran pada brigade swasembada pangan ini mencapai kurang lebih 23 ribu dari berbagai unsur. Nantinya, mereka akan didampingi para ASN yang disiapkan khusus dalam mengawal jalanya produksi untuk swasembada dan juga lumbung pangan dunia.
“Pertama harus jujur, punya prinsip dan memiliki komitmen meningkatkan produktivitas. Nanti di lapangan luas lahan yang akan dikelola brigade pangan sekitar 200 hektare melalui kelola kemitraan,” katanya.
Idha menerangkan, setiap petani berpotensi memiliki pendapatan lebih dari Rp10 juta per bulan. Hitung-hitungan tersebut berasal dari swakelola bagi hasil antara lapangan usaha dan petani baik dari sisi pendapatan produksi maupun hasil jual yang mencapai Rp6.000 per kg gabah kering giling (GKG).
“Itu bukan gaji tapi pendapatan dari harga jual GKG yang mencapai Rp6.000 per kg. Kemudian ada juga pembagian lainya seperti 20 persen lapangan usaha. Jadi kami sudah hitung di dalam 15 orang anggota brigade swasembada pangan itu pendapatan per orangnya bisa Rp10 juta,” ujarnya.