Keseluruhan survei FTG di daerah frontier ini akan memiliki panjang lintasan sekitar 54.000 km dengan luas cakupan area kurang lebih 105.000 km2 dengan menggunakan pesawat Basler BT67 dan Twin Otter.
"Survei Airborne & Processing FTG di Wilayah Terbuka merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Pertamina melalui salah satu anak perusahaan Subholding Upstream," kata Medy.
Medy menjelaskan, cara kerja FTG adalah dengan mengukur laju perubahan gravitasi ke segala arah medan yang disebabkan oleh geologi bawah permukaan. Ini akan memetakan informasi yang dihasilkan oleh kontras kepadatan yang dihasilkan dari stratigrafi dan graphic perubahan struktural tanah.
VP New Ventures Subholding Upstream Agung Prasetyo mengatakan, dengan kecanggihan FTG ini, diharapkan dapat memetakan secara regional struktur bawah permukaan dan membantu mengoptimalkan desain survei seismic 2D.
"Dengan dimulainya survei melalui udara kali ini, diharapkan tujuan pemetaan survei seismic 2D dapat terpenuhi dan memberikan manfaat yang lebih bagi pemerintah dalam mendukung ketahanan energi negeri," jelasnya. (TIA)