Hal ini sempat disampaikan Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia, Meta Rostiawati yang menegaskan PT Rekso Nasional Food merupakan perusahaan swasta nasional yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 16 ribu tenaga kerja lokal.
Sementara di Indonesia, bisnis Burger King dijalankan melalui lisensi waralaba oleh PT Sari Burger Indonesia yang merupakan entitas usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Bahkan Burger King pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1980-an dan sempat tutup pada 1998 setelah terkena dampak krisis moneter. Pada April 2007, Burger King kembali hadir di Indonesia dan mulai dioperasikan oleh Grup MAP.
Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri makanan dan minuman (mamin) sebesar Rp209,51 triliun pada kuartal II-2023. Nilai tersebut naik 4,62 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp200,30 triliun. (Lihat tabel di bawah ini.)

Pertumbuhan kinerja industri mamin merupakan yang terbesar keempat dibandingkan subsektor industri pengolahan lainnya pada kuartal tersebut. Bahkan posisinya di bawah industri alat angkutan, logam dasar, dan elektronika yang masing-masing tumbuh 9,66 persen (yoy), 11,49 persen (yoy), dan 17,32 persen (yoy).
Namun demikian, pertumbuhan industri mamin terlihat mengalami perlambatan pada kuartal II-2023. Kondisi ini melanjutkan tren yang terjadi pada kuartal sebelumnya.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyebut, kondisi itu terjadi seiring dengan pergeseran pola pengeluaran konsumen di dalam negeri. Masyarakat kini lebih memprioritaskan belanja pengalaman seperti wisata ketimbang membeli makanan yang tergolong sekunder.
Informasi saja, industri mamin merupakan salah satu subsektor dari industri pengolahan. Industri ini berkontribusi sebesar 34 persen terhadap PDB industri pengolahan pada kuartal II-2023. Jika sektor ini terus tertekan, bukan tidak mungkin ke depan sektor ini akan berdampak bagi kondisi ekonomi nasional. (ADF)