Klorokuin, Zubairi mengakui obat ini sudah dipakai ratusan ribu orang di dunia, namun nyatanya obat tersebut malah berbahaya untuk jantung, dan tidak memiliki manfaat antivirus.
"Memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi," terangnya.
Kemudian, kata Zubairi, Oseltamivir. Obat ini sebenarnya untuk Influenza dan tidak ada bukti ilmiah Oseltamivir bisa digunakan untuk mengobati Covid-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19. Kecuali saat dites dan terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia.
"Kalau Oseltamivir jangan diminum, pilihannya apa? Ada beberapa pilihan untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir. Nanti biar dokter Anda yang memilihkan," imbuhnya.
Lalu, Plasma Convalescent, dia menjelazkan, selain sama sekali tidak bermanfaat, pemberian Plasma Convalescent juga mahal dan prosesnya begitu memakan waktu. Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.