Cegah Lonjakan Kasus, Wiku Pastikan Pantau Akurasi Alat Diagnostik Omicron

IDXChannel - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito memastikan akan terus memantau akurasi alat diagnostik sebagai upaya agar kasus Omicron tidak meluas.
Saat ini Indonesia menggunakan setidaknya 2 jenis alat uji yaitu rapid antigen yang banyak digunakan untuk keperluan skrining, dan uji berbasis NAAT seperti PCR, LAMP dan TCM yang banyak digunakan sebagai alat peneguhan diagnosa yang bekerja dengan mendeteksi material genetik dari virus.
Wiku mengatakan bahwa ketersediaan alat uji yang murah cepat dan efektif juga merupakan kunci keberhasilan aktivitas masyarakat yang produktif aman Covid-19. Namun, kata Wiku jangan sampai alat uji yang digunakan berpeluang meloloskan orang yang positif terlebih lagi positif Omicron.
“Karenanya, munculnya varian Omicron pun seyogyanya menjadi pelajaran bagi dunia dan Indonesia untuk terus memantau akurasi alat uji diagnostik yang beredar,” kata Wiku dalam keterangan resminya dikutip dari laman resmi Covid19.go.id, Rabu (5/1/2022).
Wiku menjelaskan varian Omicron merupakan varian yang memiliki tingkat mutasi yang tinggi pada gen bagian S atau spike. Yang mana hal ini berdampak pada kemampuan deteksi alat uji diagnostik terutama yang menggunakan target gen S untuk mendeteksi virus.
Varian Omicron, ternyata berdampak terhadap hasil alat uji tersebut. Pertama pada rapid test antigen. Hal ini merujuk pernyataan dari berbagai organisasi kesehatan seperti WHO, CDC dan FDA di Amerika serta publikasi ilmiah terkini seperti Poudel S dan kawan-kawan, Fere VM dan kawan-kawan pada Desember 2021. Disebutkan juga bahwa kemampuan rapid antigen dalam mendeteksi varian Omicron masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Karena metode ini masih bisa mendeteksi adanya infeksi namun akurasinya bisa berkurang.
Sejak awal pandemi, organisasi kesehatan dunia WHO menyarankan alat uji berbasis NAAT yang memiliki target gen lebih dari 1. Mengingat mudahnya virus Covid-19 bermutasi dan menghasilkan varian baru.
Dalam kasus Omicron yang memiliki banyak perubahan pada gen S, penggunaan alat uji NAAT yang hanya menargetkan gen s berpotensi gagal dalam mendeteksi varian Omicron. Sedangkan alat uji NAAT yang menargetkan lebih dari satu gen disamping gen S dapat memunculkan hasil terdeteksi pada gen lainnya namun gagal mendeteksi gen S. Hasil NAAT yang demikianlah yang disebut dengan S Gene Target Failure (SGTF) atau S Gene dropout.
“Penting untuk diingat, tes NAAT yang hasilnya gagal mendeteksi gen S atau SGTF tersebut belum tentu merupakan varian Omicron dan tetap harus dilanjutkan dengan sekuensing atau lebih dikenal dengan WGS,” tegasnya.
(IND)