Menurutnya, cara untuk mendorong kualitas investasi adalah porsi dari industri pengolahan terhadap investasi baru dan existing harus dilipat gandakan.
"Industri kan bukan cuma butuh obral insentif pajak, tapi juga butuh kemudahan izin, perlindungan terhadap impor barang jadi, akses ke bahan baku, hingga penurunan biaya logistik dan pemberantasan pungli," tegasnya.
Bhima menambahakan, jika dilihat dari Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang naik ke level 6,2% pada 2022 menandakan biaya investasi di indonesia masih boros. Ada hubungan tingginya ICOR dengan rendahnya kualitas serapan kerja.
"Untuk mendapatkan output produksi yang standar, butuh nilai investasi yang jumbo. Akhirnya investor jadi mengurangi rekrutmen tenaga kerja karena investasi yang dibutuhkan untuk proses produksi terlalu mahal," tutup Bhima. (RRD)