Namun ada penawaran menarik dari pemerintah sebelum akhirnya perusahaan tersebut memilih bangun pabrik di Indonesia ketimbang Vietnam.
"Kita rayu mereka. Tadinya mau ke negara lain, salah satunya Vietnam. Tapi kita kasih tawaran yang baik. Alhamdulillah, mereka bisa hadir untuk groundbreaking hari ini," sambung Bahlil.
Bahlil menjelaskan, setidaknya pabrik tersebut bakal berdiri dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2024 mendatang.
Adapun nilai investasi, dalam laporkan Kementerian Investasi atau BKPM pada November 2020 mencapai USD125 juta atau setara Rp1,9 triliun (kurs rupiah saat ini). Diproyeksikan, pabrik tersebut akan langsung menyerap tenaga kerja sekitar 400-500 orang.
(FAY)