“Dan saat itu, Indonesia masih bisa tumbuh 4,6 persen,” lanjut dia..
Tak hanya di sisi pasar obligasi, pria yang pernah menjabat Menteri Keuangan ini menilai dampak negatif dari sisi ekspor juga terbatas. Seperti kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional hanya sebesar 22 persen, di mana porsi ekspor ke AS hanya sekitar 10 persen.
“Jadi, kalau terhadap PDB, andilnya hanya 10 persen dari 22 persen atau 2,2 persen. Maka, meski dalam skenario terburuk pun, efek (tarif resiprokal AS) hanya 2,2 persen dari GDP,” kata Chatib.
(Nur Ichsan Yuniarto)