sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

China Sedang Tak Baik-Baik Saja, Nasib Ekonomi Global Dipertaruhkan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
09/06/2023 13:18 WIB
Kabar kurang mengenakkan datang dari negeri dengan ekonomi terbesar kedua dunia, China.
China Sedang Tak Baik-Baik Saja, Nasib Ekonomi Global Dipertaruhkan. (Foto: MNC Media)
China Sedang Tak Baik-Baik Saja, Nasib Ekonomi Global Dipertaruhkan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kabar kurang mengenakkan datang dari negeri dengan ekonomi terbesar kedua dunia, China. Beberapa indikator makro ekonomi negeri Tirai Bambu tersebut dilaporkan kurang memuaskan.

Teranyar, indeks harga produsen China dilaporkan turun 4,6% yoy pada Mei 2023, berdasarkan rilis Jumat (9/6/2023). Angka ini lebih cepat dari penurunan 3,6% pada April dan lebih buruk dari perkiraan pasar 4,3%. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Kodisi ini juga merupakan deflasi produsen selama delapan bulan berturut-turut dan penurunan tertajam sejak Februari 2016 di tengah melemahnya permintaan dan moderasi harga komoditas.

Penurunan bahan produksi dipercepat berkontraksi 5,9% dibanding -4,7% bulan sebelumnya karena penurunan harga pemrosesan yang lebih cepat sebesar -4,6%.

Adapun harga bahan baku terkontraksi 7,7% dibanding -6,3% bulan sebelumnya, serta biaya ekstraksi terkontraksi 11,5%.

Selain itu, harga barang konsumsi turun tipis 0,1% di tengah kenaikan harga yang lebih rendah pada makanan sebesar 0,2%.

Pada basis bulanan, harga produsen turun 2,6% dan menjadi penurunan bulan kedua berturut-turut, menyusul penurunan 0,5% di bulan sebelumnya.

Di China, perubahan harga produsen mengukur rata-rata perubahan tahunan harga barang dan jasa yang dijual oleh produsen besar maupun produsen di pasar grosir selama periode tertentu.

Neraca Dagang dan Ekspor-Impor Melemah

Tak hanya indeks produsen, surplus perdagangan China juga turun menjadi USD 65,81 miliar pada Mei 2023. Sebelumnya, surplus tercatat sebesar USD 78,40 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya dan di bawah perkiraan pasar sebesar USD 92 miliar.

Ini juga menjadi surplus perdagangan terkecil sejak Februari 2023, karena ekspor turun lebih banyak daripada impor, di tengah lemahnya permintaan global.

Ekspor menyusut 7,5% yoy ke level terendah tiga bulan sebesar USD 283,5 miliar dan menjadi penurunan pertama dalam tiga bulan serta penurunan tertajam sejak Januari 2023.

Angkanya juga lebih lemah dibandingkan dengan konsensus pasar sebesar 0,4%, sementara impor turun 4,5%, di tengah pelemahan konsumsi domestik.

Sementara itu, surplus perdagangan yang sensitif secara politik dengan Amerika Serikat menyempit menjadi USD 28,1 miliar pada Mei dari sebelumnya USD 29,7 miliar pada April.

Selama lima bulan pertama tahun ini, surplus perdagangan dengan AS melonjak 27,8% yoy menjadi USD359,48 miliar.

Lemahnya ekspor ini diduga karena permintaan global tidak cukup untuk mempertahankan pemulihan pengiriman keluar produk-produk China.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement