sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

China Sedang Tak Baik-Baik Saja, Nasib Ekonomi Global Dipertaruhkan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
09/06/2023 13:18 WIB
Kabar kurang mengenakkan datang dari negeri dengan ekonomi terbesar kedua dunia, China.
China Sedang Tak Baik-Baik Saja, Nasib Ekonomi Global Dipertaruhkan. (Foto: MNC Media)
China Sedang Tak Baik-Baik Saja, Nasib Ekonomi Global Dipertaruhkan. (Foto: MNC Media)

Di antara mitra dagang utama China, ekspor ke AS turun 18,2% dari tahun sebelumnya, sementara ekspor ke Uni Eropa juga merosot 26,6%.

Sebaliknya, pengiriman ke Rusia melonjak 114%, khususnya energi. Mempertimbangkan lima bulan pertama tahun ini, ekspor naik 0,3% dari periode yang sama tahun 2022.

Di sisi impor, ini menjadi bulan ketiga berturut-turut penurunan pembelian, di tengah lemahnya permintaan domestik.

Pembelian tembaga turun 4,6% yoy setelah sebelumnya turun 12,5% pada April dan impor baja turun 22%.

Sebaliknya, pembelian minyak mentah melonjak 12,2% menjadi 12,11 juta barel per hari dan menjadi tingkat bulanan tertinggi ketiga. Kenaikan juga terlihat untuk impor bijih besi (4%), batubara (92,6%), gas alam (17,3%).

Pembelian kedelai juga melonjak 24% mencapai rekor 12,02 juta ton karena kargo yang datang terlambat.

Adapun impor dari AS turun 9,9% sementara impor dari Uni Eropa juga anjlok 38,6%.

Sebaliknya, pembelian dari Rusia naik 10,1%. Jika dilihat dari lima bulan pertama tahun ini, impor turun sebesar 6,7% dari periode yang sama 2022.

Inflasi Bebani Kinerja Yuan

Tingkat inflasi tahunan China juga dilaporkan naik tipis menjadi 0,2% pada Mei 2023 dari level terendah 26 bulan di bulan April sebesar 0,1%. Namun, angka ini masih kurang dari perkiraan pasar sebesar 0,3%

Dampaknya, kinerja yuan lepas pantai melemah, turun menjadi sekitar 7,13 per dolar AS dan meluncur kembali ke level terendah dalam enam bulan.

Angka-angka ini memperkuat spekulasi bahwa Bank Rakyat China dapat kembali menurunkan suku bunga untuk mendorong ekonomi terbesar kedua di dunia itu dapat bergerak lebih ekspansif lagi.

Kurangnya intervensi langsung oleh bank sentral juga membebani mata uang yuan, meskipun beberapa pemberi pinjaman milik negara utama menjual dolar di pasar spot untuk menjaga yuan dari kerugian lebih lanjut.

Selanjutnya, pihak berwenang China dilaporkan meminta bank-bank utama milik negara untuk menurunkan suku bunga deposito dolar untuk lebih meningkatkan mata uang lokal. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement