IDXChannel - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengatakan, Indonesia perlu mewaspadai ketegangan antara China dan Taiwan. Sebab, konflik keduanya bisa berdampak pada kinerja perdagangannya.
“Selain konflik Rusia-Ukraina, ketegangan antara China dan Taiwan juga kini tengah menarik perhatian dunia. Konflik geopolitik ini perlu diwaspadai oleh Indonesia mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra dagang penting Indonesia dalam dua dekade terakhir,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran, Kamis (18/8/2022).
Namun, lanjutnya, perlu digarisbawahi bahwa dampak di sektor perdagangan ini hanya akan terjadi ketika konfliknya meningkat sampai ke level perang dan embargo ekonomi yang lebih luas.
Pada level seperti saat ini, konflik kedua negara tersebut tidak terlalu berdampak terhadap perdagangan Indonesia dan arus perdagangan ke kedua negara tersebut masih baik-baik saja.
Hasran menjelaskan bahwasanya China merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan kontribusi ekspor-impor di atas 20% di tahun 2021. Kontribusi ini menempatkan China sebagai negara tujuan ekspor nomor 1 Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD 53,8 miliar.
Tidak hanya itu, di tahun yang sama, China juga merupakan negara tujuan impor terbesar dengan nilai impor USD 56,3 miliar.
Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke China di antaranya nikel, batu bara, lignite, minyak nabati, dan baja. Sementara impor Indonesia dari China di antaranya suku cadang alat transmisi, produk dan suku cadang elektronik, bawang putih, serta produk besi baja.
“China juga menjadi bagian dari proyek strategis di Tanah Air, misalnya proyek kereta cepat, smelter, bendungan dan pabrik-pabrik,” tambah Hasran.
Selain dengan China, perdagangan Indonesia dengan Taiwan juga terus tumbuh setiap tahunnya. Di tahun 2021, ekspor Indonesia ke Taiwan bernilai USD 7,0 miliar dan hal ini menempatkan Taiwan sebagai negara tujuan ekspor terbesar ke sembilan bagi Indonesia.