sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Covid-19 Melandai, Ekspor Non-migas Jabar Melesat hingga 2,07 Persen

Economics editor Agung Bakti Sarasa
04/11/2021 16:57 WIB
Kinerja ekspor non-migas dari Jawa Barat terus merangkak naik, bahkan menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Covid-19 Melandai, Ekspor Non-migas Jabar Melesat hingga 2,07 Persen. (Foto: MNC Media)
Covid-19 Melandai, Ekspor Non-migas Jabar Melesat hingga 2,07 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kinerja ekspor non-migas dari Jawa Barat terus merangkak naik, bahkan menjadi yang tertinggi di Indonesia. Sampai dengan September 2021, mengalami peningkatan hingga 2,07 persen dibandingkan Agustus 2021.

Secara kumulatif, neraca perdagangan luar negeri non-migas Jabar pada triwulan III atau Januari-September 2021 pun surplus hingga USD16,54 miliar.

"Telah terjadi peningkatan dari Juli 2021 sampai September 2021, pascapuncak pandemi COVID-19 dan masa PPKM darurat diberlakukan di Jawa Barat," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jabar, M Arifin Soendjayana di Bandung, Kamis (4/11/2021). 

Dengan capaian tersebut, lanjut Arifin, Jabar berhasil menyumbang 15,02 persen dari total ekspor nasional pada triwulan III/2021 yang nilainya mencapai USD164.287 miliar. 

"Angka tersebut menjadikan Jabar sebagai provinsi penyumbang ekspor terbesar dengan nilai USD24,67 miliar disusul Jawa Timur dengan nilai ekspor USD16.93 miliar atau 10,31 persen, dan Kalimantan Timur dengan nilai USD16,11 miliar atau 9,8 persen," kata Arifin. 

Menurutnya, dibandingkan bulan sebelumnya, nilai ekspor 10 golongan barang utama pada September 2021 sebagian besar mengalami peningkatan nilai ekspor dan jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor non-migas 10 komoditas utama pada September 2021 mengalami kenaikan 30,85 persen.

Peningkatan nilai ekspor terbesar pada September 2021 terjadi pada golongan mesin dan mekanis sebesar USD63,98 juta (29,64 persen), diikuti oleh kendaraan dan bagiannya (spare parts) sebesar USD40,05 juta (11,37 persen). 

"Secara kumulatif, ekspor golongan barang utama Januari-September 2021 menunjukkan penguatan dibanding tahun 2020. Namun, ekspor pakaian jadi non-rajut menurun dibanding tahun lalu sebesar 3,81 persen," imbuh Arifin. 

Arifin juga mengatakan bahwa pangsa pasar terbesar ekspor non-migas Jabar pada September 2021 adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai USD624,88 juta, disusul Jepang USD267,39 juta, dan Tiongkok USD196 juta. Peningkatan ekspor Jabar terbesar ke Vietnam sebesar USD27,08 juta (27,92 persen) disusul Malaysia USD17,55 juta (22,82 persen), dan Korea Selatan USD17,00 juta (12,05 persen). 

"Secara kumulatif, ekspor non-migas ke negara tujuan utama pada 2021 menguat dibanding 2020, namun ekspor ke Singapura mengalami penurunan dibanding tahun lalu, sebesar 7,08 persen," kata Arifin. 

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disindag Jabar, Rinny Cempaka mengatakan, Bidang Perdagangan Luar Negeri terus menggelar sejumlah kegiatan agar kinerja perdagangan tetap menguat selama pandemi, di antaranya melalui kegiatan Export Coaching Program, yakni pendampingan bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk siap ekspor melalui 8 tahapan yang berlangsung selama sekitar 1 tahun. 

"Guna memecahkan masalah perdagangan luar negeri, kami juga secara reguler menggelar FGD hingga webinar dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sekaligus sarana untuk membuka wawasan bagi para peserta terkait perdagangan luar negeri," katanya. 

Rinny juga mengatakan, persentase pelaku usaha di Jabar yang mendapatkan pelayanan urusan perdagangan di Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) mencapai 100 persen pada September 2021. 

"Ada 142 pelaku usaha yang dilayani di IPSKA Provinsi Jawa Barat pada September 2021. Secara kumulatif, sudah 1.230 pelaku usaha yang dilayani dari Januari-September 2021," sebut Rinny. 

Sekretaris Komisi II DPRD Jabar, Yunandar Eka Perwira menambahkan, pertumbuhan kinerja ekspor Jabar menjadi modal penting bagi pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Menurutnya, pertumbuhan ekspor bisa menjadi momentum untuk meningkatkan ekspor dari para pelaku usaha di Jabar. 

"Ini kita jadikan modal untuk ke depannya agar roda perekonomian berputar lebih baik lagi," katanya. 

Pihaknya berharap para pelaku usaha Jabar bisa membuka tujuan ekspor baru. Dia menunjuk Tunisia yang selama ini bukan tujuan utama ekspor mulai memperlihatkan kenaikan kerjasama dagang dengan eksportir Jabar. 

Sebelumnya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, ekspor dan investasi Jabar semakin membaik karena mitra dagang masih memberikan kepercayaan, meski masih dalam situasi pandemi COVID-19. 

Ridwan Kamil pun beberapa kali melakukan pelepasan ekspor produk non-migas Jabar sepanjang 2021 ini, antara lain ke Kosta Rika, Jepang, Denmark, Belanda, Uni Emirat Arab, hingga Singapura. Adapun produk yang dilepas ekspor antara lain serbuk kelapa, kerajinan rotan, kopi, buah-buahan, hingga tekstil. (TYO)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement