Bagus melihat trend tersbut kemungkinan akan menjadi bisnis model baru yang bakal diterapkan oleh banyak perusahaan lain di Indonesia. Seperti misal pemberlakuan hari kerja yang tidak setiap hari harus datang kekantor.
"Pasar perkantoran akan menghadap tantangan yang cukup berat, di Q1 tahun 2022 itu kita lihat memang tingkat okupansinya masih rendah," lanjut Bagus.
Pemulihan Industri perkantoran sangat terpengaruh oleh pemilihan ekonomi nasional yang saat ini sedang berlangsung. Misalnya di proyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 yang berada di angka 5,6 sampai 5,7%, itu bisa mengangkat permintaan terhadap ruangan kantor. "Sehingga secara keseluruhan tingkat okupansinya perkantoran akan meningkat," pungkasnya.
(SAN)