"Sementara untuk nilai tukar, dengan naik kasus Covid-19, tentu persepsi risiko investor untuk Indonesia mengalami peningkatan, ketika meningkat potensi untuk terjadi capital outflow menjadi semakin besar, ketika capital outflow terjadi dan jika lebih buruk terjadi secara tiba-tiba, maka sudah pasti akan berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah yang akan terdepresiasi," jelas Yusuf.
Atas beragam dampak negatif yang berpotensi ditimbulkan baik itu dari sisi kesehatan maupun ekonomi, maka langkah lebih serius diperlukan pemerintah karena PPKM mikro tidak cukup dalam menahan kenaikan laju kasus Covid-19.
"Saya kira pos tabungan perlu ditambah dalam situasi seperti sekarang. Untuk mengantisipasi jika kondisi ekonomi memburuk. Selain itu sebisa mungkin menyisihkan dana untuk kesehatan, baik itu untuk membeli vitamin ataupun obat penambah daya tahan tubuh. Serta kalau seandainya membutuhkan perawatan lebih lanjut," pungkas Yusuf. (RAMA)