IDXChannel - Dosen Senior Agribisnis Pangan IPB Bayu Krisnamurthi El-Nino mengatakan,pada tahun ini kondisi iklim yang melanda Indonesia diperkirakan akan terjadi lebih kering dan berkepanjangan. Kondisi tersebut bisa terjadi karena dampak dari adanya gelombang panas dan El-Nino.
Adapun fenomena ini akan terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia, namun ia menjelaskan wilayah yang berada di selatan khatulistiwa akan lebih dahulu terdampak kemarau dan gelombang panas. Kondisi ini akan membuat produktivitas pertanian di daerah tersebut terancam mengalami gangguan.
"Kalau dilihat dari waktunya, sebagian wilayah di Indonesia sudah masuk musim kering, terutama di wilayah selatan Khatulistiwa, termasuk Jawa, Bali, NTB, dan Sumatera Selatan, dan ini juga adalah daerah sentra produksi pangan," ujar Bayu dalam Market Review IDXChannel, Rabu (3/5/2023).
Bayu mengungkapkan bahwa saat ini 41% wilayah di Indonesia sudah mulai masuk musim kemarau. Hal ini menggambarkan bahwa musim kemarau masuk lebih awal dan berpotensi lebih kering dari musim-musim sebelumnya.
"Kalau dilihat dari laporan BMKG, sudah masuk El Nino, 41% daerah di Indonesia akan memasukkan musim kering lebih awal, sejak bulan Mei, dan 47% daerah di Indonesia akan mengalami musim kering yang lebih kering," sambungnya.
Datangnya El-Nino ini juga bakal berdampak pada produktivitas Pertanian, yang diprediksikan bisa turun 15-45% dari kondisi normal. Sehingga hal ini otomatis mengancam batas stok aman atau cadangan beras milik pemerintah sendiri.
"Jadi Negara sebesar Indonesia harus memiliki stok pangan bukan hanya dalam lingkup Indonesia, tetapi di seluruh Indonesia, membangun stok di produsen utama yang. Ida mereka pakai untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Jadi saya pikir ini sangatlah serius untuk kita hadapi, bagaimana menjamin ketersediaan maupun harga pangan di masyarakat," pungkasnya," pungkasnya.
(SLF)