"Kami membangun listrik masuk desa, kami membangun transmisi gardu induk yang nyambung ke daerah-daerah yang secara ekonomi masih belum berkembang," tutur dia.
PMN juga digunakan untuk pembangunan Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lokasi yang terjauh dan terluar sebagai bagian dari target pemenuhan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di 2025.
Di lain sisi, di tengah pandemi manajemen mengakui tekanan masih sangat berat. Pada 2020, PLN mendeteksi adanya penurunan demand atau permintaan minus 6 persen, dari yang biasanya yakni 4,5 persen. Untuk itu perseeoan terus melakukan upaya agar bisa menghadapi pandemi saat ini.
"Kita bisa keluar dari krisis ini agar lebih kokoh lagi. Untuk itu PLN melajukan peningkatan demand dan daripada itu di tahun 2020 yang tadinya diprediksi penurunan minus 6 persen, bisa kami bisa tekan agar jadi 1,5 persen," ungkap dia. (TYO)