sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Data eHAC Diduga Bocor, Tiga Hal Ini Berpotensi Jadi Penyebabnya 

Economics editor Muhammad Sukardi
01/09/2021 07:02 WIB
eHAC adalah aplikasi untuk memverifikasi data penumpang yang akan melakukan perjalanan selama pandemi Covid-19. 
Aplikasi eHAC (Ilustrasi)
Aplikasi eHAC (Ilustrasi)

Karena ternyata disimpan di Cloud, ketika ada masalah, kata Fahmi, itu datanya ada di mana tidak jelas. "Beda kasus dengan BPJS Dana Kesehatan kemarin, ketika ada masalah Polri bisa langsung (bertindak) dengan ngecek server lalu di-copy kemudian diforensik. Nah, ini kalau di Cloud, punyanya Google, enggak bisa apa-apa Polri," terangnya.

"Artinya, data yang sangat besar dan luar biasa haram hukumnya disimpan di Cloud. Kok bisa sampai ditaruh di Cloud," sambungnya.

3. Meninggalkan data lama begitu saja

Fahmi berbicara bahwa berdasar data Kemenkes, eHAC yang diduga bocor tersebut adalah data lama yang sudah ditutup aksesnya pada Juli 2021. Menurut Fahmi, itu bukan waktu yang lama alis baru 'kemarin banget'.

"Data yang diduga bocor itu katanya eHAC yang lama, terakhir bulan Juli. Juli kan baru bulan lalu, artinya masih dipakai. Kemudian dia (eHAC) pindah ke PeduliLindungi," kata Fahmi.

Artinya, ini baru bulan lalu. Fahmi menambahkan, "Software enggak dipakai, database enggak dipakai, apakah lantas ditinggalkan begitu saja tanpa password sembari ngembangin yang baru dengan database di-copy ke yang baru, lebih aman."

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement