Kementerian Keuangan China mengatakan prospek jangka panjang negaranya tidak berubah, dan diharapkan mampu mengelola dampak perlambatan sektor properti.
"Ekonomi makro Tiongkok terus pulih dan pembangunan berkualitas tinggi terus mengalami kemajuan," demikian pernyataan Kementerian Keuangan China dilansir BBC, Rabu (6/12/2023).
"Moody's tidak perlu khawatir terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan keberlanjutan fiskal," lanjut pernyataan tersebut.
Setelah berpuluh-puluh tahun perekonomiannya tumbuh lebih dari 8% per tahun, China berada di jalur pertumbuhan sebesar 5,4% tahun ini. Namun, pertumbuhan kemungkinan akan melambat menjadi 3,5% pada 2028, menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF).
Lembaga ekonomi internasional telah memperingatkan bahwa perlambatan di China akan membebani perekonomian global di tahun-tahun mendatang, terutama bagi kawasan Afrika Sub-Sahara yang mendapat suntikan investasi dari China. (NIA)