IDXChannel - Maya Watono, CEO PT Dentsu Indonesia butuh waktu tiga bulan lamanya sebelum memutuskan untuk menerima pinangan Erick Thohir menjadi direksi PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
"Dari saya sendiri sebenarnya ini perjalanan yang cukup panjang. Saya menimbang-nimbang sekitar 3 bulan sampai akhirnya menyatakan iya gitu," ujar Maya dalam konferensi pers, Jumat
Pertimbangannya, kata Maya, Dentsu bukan saja tempat dia bekerja selama 15 tahun. Namun, insan di perusahaan raksasa itu dia anggap sebagai keluarganya sendiri.
"Karena memang berat sekali saya meninggalkan Dentsu yang sudah sudah 15 tahun saya berada, seperti keluarga," ungkapnya.
Meski begitu, Maya menilai tawaran Erick Thohir merupakan peluang besar agar dirinya lebih berkontribusi kepada bangsa dan negara. Bahkan, dia menilai kesempatan itu sebagai tantangan baru bagi dirinya memberikan kontribusi lebih kepada negara.
Maya menegaskan, keberadaannya di InJourney bukan lagi meniti karir atau perkara keuangan. Namun, tujuannya adalah pengabdian bagi Indonesia.
"Ini jalan panjang untuk di-create tapi menjadi suatu luar biasa untuk negara kita. Saya tertantang untuk memberikan lebih kepada negara, ini serve purpose bukan lagi finansial, jabatan atau karir," ungkapnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Erick Thohir menargetkan sumbangsi Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney mencapai 4,5 persen terhadap Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB). Target itu sejalan dengan penetapan InJourney sebagai Holding BUMN Pariwisata dan Pendukungnya.
Adapun perusahaan pelat merah yang bergabung dalam holding ini diantaranya, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
"Saya rasa 4,5 persen GDP itu tidak terlalu besar dibandingkan negara lain kalau dari sisi pariwisata, tapi memang itu effort yang cukup besar karena GDP pariwisata pada saat pandemi ini turun di bawah 4%," kata Maya.
Dia menyebut, ekspektasi pemerintah terhadap pendirian InJourney cukup besar. Harapannya, holding baru ini mampu menciptakan ekosistem yang terintegrasi antara sektor pariwisata, aviasi, dan sektor terkait lainnya.
Meski holding difokuskan pada penguatan ekosistem pariwisata domestik, Kepala Negara menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 17 juta orang per tahun. Sementara, wisatawan nusantara berada di kisaran 30 juta orang per tahun.
Tak hanya itu, serapan lapangan kerja Presiden menargetkan InJourney mampu menyerap 13 juta lapangan kerja baru di Indonesia. Target-target yang ditetapkan tersebut bertujuan memulihkan pariwisata yang sempat terpuruk sepanjang pandemi Covid-19. (RAMA)