"Selanjutnya rencana kerja untuk pengoperasian Grasberg ini di November dan Desember melakukan pembersihan, kemudian persiapan infrastruktur, karena pada saat longsoran terjadi banyak infrastruktur yang juga rusak, dan memerlukan waktu sebelum kami memulai operasional," lanjutnya.
Meski demikian, Tony memastikan kinerja keuangan perseroan masih tetap terjaga ditopang dari kenaikan harga komoditas secara global. Meskipun produksi emas menurun hampir setengahnya, namun harga emas diproyeksikan 80 persen lebih tinggi dari target RKAB.
"Emas juga, di RKAB proyeksi harga emas USD1.900 per ons, tapi kita cek harganya masih di USD3.000 per ons. Jadi pendapatan masih tetap tinggi, padahal produksi berkurang sekitar separuhnya," tuturnya.
(Febrina Ratna Iskana)