Selain itu, faktor cuaca yang relatif stabil juga menjadi nilai tambah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi vaksin. “Kita negara tropis dengan hanya dua musim, musim hujan dan kemarau yang kondisi cuacanya lebih stabil. Sehingga tidak perlu khawatir soal perubahan cuaca yang tidak terprediksi atau ekstrim. Kondisi alamiah ini tentu dapat dijadikan nilai tawar di hadapan WHO,” jelasnya.
Pemerintah perlu ambil strategi agar peluang mejadikan Indonesia sebagai pusat produksi vaksin tidak hilang. “Indonesia memenuhi syarat untuk menjadi pusat produksi vaksin global. Apabila peluang ini lepas bukan hanya rugi material, tapi juga hilangnya kesempatan membangun kemandirian di bidang farmasi,” pungkas Netty. (NDA)