Ia menjelaskan, berkurangnya jumlah pesawat seperti Garuda Indonesia beberapa waktu lalu, dimana kala itu Garuda Indonesia memiliki 100 unit kemudian terkuras menjadi 30 unit, menjadikan maskapai yang bertahan itu menaikkan harga tiket pesawat yaitu karena tingginya demand.
Selain itu, maskapai Pelita Air juga demikian. Maskapai ini hadir ditengah pailitnya Merpati Nusantara Airlines, namun jumlah ketersediaan pesawatnya tidak banyak sehingga ketika demand tinggi, harga tiket bergejolak.
Kemudian juga di segmen yang ATR. Lasarus mengatakan, jumlah pesawat ATR masih terbatas. Padahal untuk rute terdekat, pesawat ART lah yang diandalkan. Lalu yang disayangkan, jumlahnya yang minim namun harga tiketnya mahal.
"Saya kalau dari Pontianak ke Sintang lebih mahal daripada dari Pontianak ke Jakarta. Padahal jaraknya itu hanya 40 menit, ke sini 1 jam 10 menit. Walaupun tiketnya mahal, kadang pesawat nggak dapat kita," ungkapnya.
(SLF)