IDXChannel - Ketua Komisi V DPR Lasarus meminta Kementerian Perhubungan mencari jalan keluar dari lonjakan harga tiket pesawat yang saat ini terjadi.
Adapun ia menemukan, minimnya jumlah maskapai membuat supply dan demand di sektor ini tidak seimbang hingga akhirnya menjadi momok harga tiket yang melonjak.
"Karena demandnya tinggi dan suplainya terbatas terjadilah harga tiket yang tinggi," ujarnya saat rapat kerja dengan Kementerian Perhubungan di gedung DPR RI Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Ia meminta Kementerian Perhubungan melakukan pengawasan kepada pihak maskapai agar harga tiket pesawat tidak lagi melonjak.
"Ini tugas Kemenhub bagaimana menjaga lapangannya ini supaya situasi dunia penerbangan kita ini tetap kondusif dan cepat tumbuh kembali. Jadi itu kondisinya hari ini, itu lah tantangan kita. Kalau kita mau mendorong pertumbuhan ekonomi, varian ini kan harus kita urus. bagaimana orang gampang bergerak ke mana-mana, sehingga kemudian baik perpindahan manusia maupun barang mudah" tandasnya.
Ia menjelaskan, berkurangnya jumlah pesawat seperti Garuda Indonesia beberapa waktu lalu, dimana kala itu Garuda Indonesia memiliki 100 unit kemudian terkuras menjadi 30 unit, menjadikan maskapai yang bertahan itu menaikkan harga tiket pesawat yaitu karena tingginya demand.
Selain itu, maskapai Pelita Air juga demikian. Maskapai ini hadir ditengah pailitnya Merpati Nusantara Airlines, namun jumlah ketersediaan pesawatnya tidak banyak sehingga ketika demand tinggi, harga tiket bergejolak.
Kemudian juga di segmen yang ATR. Lasarus mengatakan, jumlah pesawat ATR masih terbatas. Padahal untuk rute terdekat, pesawat ART lah yang diandalkan. Lalu yang disayangkan, jumlahnya yang minim namun harga tiketnya mahal.
"Saya kalau dari Pontianak ke Sintang lebih mahal daripada dari Pontianak ke Jakarta. Padahal jaraknya itu hanya 40 menit, ke sini 1 jam 10 menit. Walaupun tiketnya mahal, kadang pesawat nggak dapat kita," ungkapnya.
(SLF)