Ini juga agar semua pihak lebih bersinergi dan hilirisasi dengan pihak industri, khususnya dalam penyediaan material prekursor baterai. Hal ini diharapkan akan disepakati jenis material alternatif jenis material baterai.
“Riset dan Inovasi baterai Li-ion harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Ini akan membuat Indonesia mampu mendukung rantai pasok baterai mulai dari bahan baku, manufaktur dan perakitan sel baterai, pengujian hingga daur ulang. Termasuk perangkat elektronika pendukung aplikasinya,” ujar Ratno.
(DES)