Maka dari itu ia berharap, dengan penandatanganan ini dapat berdampak luas bagi perekonomian baik di daerah maupun secara nasional. Karena kehadiran industri smelter bisa menyerap tenaga kerja lokal yang kemudian berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Dengan mulai tumbuhnya tempat-tempat industri seperti ini, tentu besar harapan kita bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita, apalagi seperti kita ketahui bersama saat ini adalah masa bangkit akibat pandemi Covid-19," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kobar Lamandau Mineral (PT KLM), Chandra Sastrawiliong merasa bersyukur atas dukungan yang diberikan PLN, khususnya untuk suplai daya sebesar 39 MVA yang akan diberikan untuk perusahaannya.
"Kami sangat berterima kasih kepada pihak PLN yang telah memfasilitasi perusahaan kami melalui PJBTL dengan daya 39 MVA ini," ujarnya.
Chandra mengatakan, selama ini Indonesia masih mengimpor produk zinc ingot atau logam seng dari luar negeri.
Maka dari itu, untuk menjawab kebutuhan pasar yang semakin besar dengan sumber daya yang tersedia, PT KLM memproduksinya di dalam negeri dengan tingkat kemurnian mencapai 99,995% sehingga proses pengolahan bahan baku ini membutuhkan energi listrik yang besar dan andal.
"Melalui kesempatan ini, saya selaku Direktur Utama PT KLM dengan mitra strategis kami PLN dapat bersinergi dalam memberikan kontribusi terhadap pergerakan ekonomi di Indonesia," ucapnya. (NIA)