IDXChannel - PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) resmi merilis varietas kultur jaringan kelapa sawit dengan potensi produktivitas crude palm oil (CPO) sangat tinggi.
Berdasarkan keterangan resmi Perseroan, varietas baru dengan nama NUSAKlon 1 dan NUSAKlon 2 tersebut memiliki potensi produktivitas CPO mencapai 12 ton per hektare per tahun.
Potensi produktivitas tersebut 30 hingga 40 persen lebih tinggi dibanding rata-rata varietas yang beredar saat ini, yang berkisar tujuh hingga delapan ton per hektare per tahun.
Dua varietas baru tersebut sendiri merupakan hasil penelitian dan pengembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai unit kerja Riset Perkebunan Nusantara (RPN), bekerja sama dengan PTPN IV PalmCo.
"Ini menjadi potensi besar peningkatan produktivitas CPO, bahkan tanpa ekstensifikasi lahan yang tentu berdampak pada visi ketahanan pangan Indonesia," ujar Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, dalam keterangan resminya, Rabu (18/12/2024).
Menurut Ghani, keberadaan NUSAKlon menjadi jawaban akan program pemerintah dalam mewujudkan food and energy security.
"Produktivitasnya jauh lebih tinggi. Terus kemudian berbuahnya juga jauh lebih cepat. Buahnya pun memiliki daging tebal dan potensi rendemen tinggi sehingga potensi produktivitas (CPO)nya bisa sampai 12 ton," ujar Ghani.
Dengan adanya varietas baru ini, dikatakan Ghani, dapat diharapkan menjadi salah satu solusi untuk Indonesia di masa mendatang dalam mewujudkan ketahanan energi dan pangan.
Mengapresiasi capaian PTPN III tersebut, Wakil Menteri BUMN RI, Aminuddin Ma’ruf, menyatakan bahwa keberadaan varietas ini akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama CPO di level global.
Selain mampu menghasilkan produktivitas CPO yang tinggi, NUSAKlon turut memiliki ragam keunggulan lainnya, mulai dari pertumbuhan vegetatif yang seragam, persentase potensi rendemen yang tinggi, hingga kualitas kandungan minyak, baik oleat, karoten, vitamin dan skualena yang lebih baik.
"Semoga NUSAKlon mampu meningkatkan produktivitas CPO Indonesia sehingga program pemerintah dalam kemandirian pangan ini dapat kita wujudkan bersamasama dalam tempo singkat," ujar Aminuddin.
Sementara, Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, turut menjelaskan bahwa NUSAKlon yang mulai dikembangkan sejak 2009 di Lab Kultur Jaringan PPKS Marihat mulai dilakukan pengujian lapangan sejak 2016 di Kebun Benih Kelapa Sawit Adolina yang dikelola oleh PTPN IV melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PPKS.
Hasil penelitian dan pengembangan yang berlangsung secara berkelanjutan selama 18 tahun itu pun berhasil mendapatkan varietas yang akan mengubah wajah perkebunan sawit Indonesia di masa mendatang.
Jatmiko mengapresiasi kerja keras para peneliti dan pemulia tanaman yang tanpa henti berkolaborasi dan bersinergi hingga mengahasilkan varietas kultur unggul kultur jaringan tersebut.
"Varietas ini akan menjadi bagian dari program unggulan PTPN IV PalmCo dalam memperkuat produktivitas sawit petani melalui peremajaan sawit rakyat (PSR)," ujar Jatmiko.
Program tersebut, menurut Jatmiko, merupakan kebijakan perusahaan dalam mengakselerasi peremajaan sawit renta milik petani dan meningkatkan produktivitas para petani melalui pola kemitraan.
"Varietas ini bahkan punya pelepah yang lebih pendek, sehingga potensi untuk jumlah tanam per hektar tentu juga meningkat. Insya Allah, dengan NUSAKlon, program B-100 (Biodiesel berbahan nabati minyak sawit) bukan lagi mimpi," ujar Jatmiko.
(taufan sukma)