Sementara proyeksi penyaluran gas bumi di Pulau Bali bisa mencapai 250.000 M³ per bulan di akhir 2022. Sebelumnya disampaikan bahwa Subholding Gas Grup juga telah melayani kebutuhan gas bumi di Bali melalui afiliasinya, yaitu PT Pertagas Niaga, dengan menyalurkan CNG sebesar 5.000 m³ per bulan.
Hal itu diprediksi bakal terus meningkat dan Liquefied Natural Gas (LNG) via truk ISOTank bagi industri perhotelan sebesar sebesar 20.000 sampai dengan 23.000 M³ per bulan.
"Artinya, Subholding Gas grup dan afiliasinya sinergis untuk mengakselerasi pemanfaatan gas bumi baik dalam bentuk CNG maupun LNG melalui berbagai macam moda transportasi gas. Kedepan penguatan infrastruktur pipa gas bumi juga diharapkan bisa segera direalisasikan," tutur Hardiansyah.
Ditambahkannya, Gagas Energi akan terus menjalankan komitmennya dalam penyediaan energi gas bumi di area baru seperti Pulau Bali. Ke depan, Gagas juga akan mulai melakukan penetrasi ke wilayah lain seperti Palembang dan Bangka.
"Sebagai destinasi wisata dan industri kreatif yang telah dikenal dunia, pemanfaatan bahan bakar yang ramah lingkungan yang dapat mendukung program langit biru tentunya menjadi salah satu fokus utama Bali. Untuk itu, Subholding Gas hadir untuk memberikan alternatif penyediaan energi yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan khususnya untuk industri pariwisata di Bali," tegas Hardiansyah.