Pertama, pada ekonomi global, G20 memperkuat tindakan terkoordinasi dan harmonis pada isu-isu yang sangat penting bagi stabilitas dan kemakmuran ekonomi global, termasuk ketahanan pangan dan energi.
"Kedua, kami memperkuat komitmen kami untuk memastikan ketahanan keuangan jangka panjang dari arsitektur keuangan internasional. Komitmen kami termasuk pada Global Financial Safety Net (GFSN), alokasi Special Drawing Right (SDR) untuk mendukung yang paling rentan dan untuk memperkuat kerangka kecukupan modal Multilateral Development Bank sambil memastikan penerapan Kerangka Kerja Umum tentang Perlakuan Utang di luar DSSI," jelas Sri.
Ketiga, mereka menegaskan kembali komitmennya untuk kemajuan yang signifikan dalam regulasi dan pengawasan sektor keuangan. Mereka pun bertujuan untuk memperkuat sistem keuangan internasional dalam menghadapi perkembangan sistem keuangan, termasuk aktivitas dan pasar crypto-asset sambil memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas, ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, dan strategi untuk memperkuat literasi keuangan digital.
"Yang keempat, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk memajukan Laporan Keuangan Berkelanjutan 2022, yang, dalam menangani prioritas yang diidentifikasi dalam Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan G20, telah mengembangkan kerangka keuangan transisi untuk mengenali kegiatan transisi iklim, termasuk transisi energi dan cara-cara untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan keuangan berkelanjutan," jelas Sri.
Untuk yang kelima, mereka menegaskan kembali komitmennya untuk merevitalisasi investasi infrastruktur dengan cara yang berkelanjutan, inklusif, dan terjangkau, termasuk alat untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta, memobilisasi pembiayaan ke kota dan daerah, meningkatkan investasi digital dan InfraTech, dan meningkatkan investasi infrastruktur yang berkelanjutan dan transformatif.