“Di tengah fluktuasi pasar keuangan global yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil US Treasury dan penguatan dolar AS, ekonomi Indonesia tetap tangguh. Pertumbuhan triwulan III mencapai 4,95 persen, didukung oleh belanja pemerintah dan investasi yang terus meningkat,” ujar Andry.
Andry memaparkan, tingkat inflasi yang terkendali pada kisaran 1,7 persen hingga Oktober 2024 menjadi indikator penting stabilitas makroekonomi Indonesia. Terlebih, dengan surplus perdagangan yang mencapai USD 24,4 miliar hingga Oktober 2024.
"Meski menurun dibandingkan tahun lalu, perekonomian tetap mendapat dukungan dari sektor ekspor,” tuturnya.
Di samping itu, konsumsi masyarakat turut menunjukkan tren stabil. Berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), aktivitas belanja relatif terjaga dengan sektor-sektor seperti elektronik, hiburan, dan kebutuhan mobilitas mencatat pertumbuhan positif. “Momentum ini diperkirakan akan meningkat pada akhir tahun berkat aktivitas terkait Pilkada serta libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Andry.
Adapun, sektor-sektor yang terkait mobilitas seperti sektor hotel dan restoran, transportasi, pergudangan, dan jasa lainnya diperkirakan akan mendapat imbas positif. Sebabnya, sektor terkait mobilitas masih konsisten meneruskan pola pertumbuhan sejak 2022.