IDXChannel - Anggaran pemulihan infrastruktur fisik pascabencana Sumatera diproyeksi melebihi perkiraan pemerintah yang sebesar Rp51,82 triliun.
Center Of Reform On Economics (CORE) Indonesia dalam memproyeksi biaya pemulihan infrastruktur fisik diperkirakan mencapai Rp77,4 triliun atau 30 kali lipat dari biaya pencegahan yang hanya Rp2,6 triliun per tahun untuk reforestasi dan peremajaan perkebunan.
Angka ini belum termasuk kerugian non-fisik dari lumpuhnya aktivitas ekonomi rumah tangga, trauma psikis, dan ketertinggalan pendidikan anak-anak di daerah terdampak.
CORE mengungkap rata-rata PAD di 52 kabupaten/kota terdampak hanya Rp159,9 miliar. Hal tersebut cukup jauh dibandingkan dengan kebutuhan pemulihan rata-rata Rp700 miliar per daerah.
"Ini tidak mungkin ditutup melalui pembiayaan mandiri, bahkan dengan refocusing maksimal sekalipun," tulis CORE dalam riset terbarunya bertajuk "Konsekuensi Ekonomi di Balik Duka Sumatera", Minggu (28/12/2025).
CORE juga menilai, dengan 63 persen dari 52 kabupaten/kota terdampak memiliki Kapasitas Fiskal Daerah rendah atau sangat rendah, pembiayaan mandiri tidak mungkin dilakukan.
CORE pun mendesak pemerintah pusat untuk segera menetapkan status bencana nasional. Sebab, Keterbatasan APBD dan APBN akan membuat pembiayaan rehabilitasi dan rekonstruksi tidak memadai, sehingga kenaikan status menjadi bencana nasional diperlukan untuk membuka akses pembiayaan dan bantuan internasional.