IDXChannel - Ekonom memberikan tanggapannya mengenai dampak tahun politik terhadap kenaikan inflasi. Menurut Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro keberadaan tahun politik tak terlalu berdampak terhadap inflasi.
"Di tahun politik itu, pertumbuhan ekonominya cenderung slowing down (melambat), misalnya kita lihat di tahun 2014, 2019, dan di 2024 mendatang (inflasinya) tidak akan terlalu besar," ujar Andry dalam acara pelatihan wartawan media Bank Indonesia (BI) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (9/9/2023).
Bahkan, dia menyebut bahwa konsumsi masyarakat rata-rata akan relatif terjaga stabil di kisaran 5%. Hanya saja, Andry mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai penurunan investasi.
"Jadi ini memang PR pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun daerah, bagaimana kita bisa tetap menjaga supaya pertumbuhan investasi yang relatif bisa lebih terjaga dan stabil," ungkap Andry.
Hal ini mengingat perilaku investor yang cenderung wait and see untuk memutuskan investasinya. Andry pun mencontohkan tahun pemilu 2009 yang secara historis setelah terjadinya krisis finansial global, dimana inflasinya bahkan tidak melonjak tinggi.
"Kita ingat global financial crisis itu di tahun 2008 semester II dan tahun 2009 di semester I, sementara itu di 2014 kita ingat ada taper tantrum di 2013," sambung Andry.
Tak hanya itu, pemilu tahun 2019 pun diadakan setahun setelah pecahnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Untuk 2023 dan 2024, kondisi ekonominya seperti ini, memang tantangannya adalah bagaimana bisa membuat investasi itu tetap tumbuh, tidak turun misalnya. Kalau inflasi, saya rasa masih relatif manageable," pungkas Andry.
(SAN)