IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis bahwa perekonomian Indonesia masih kokoh dengan pertumbuhan ekonomi yang impresif di tengah tekanan pandemi dan imbas konflik Rusia-Ukraina.
Airlangga menyebutkan ekonomi global diproyeksikan melambat, termasuk AS dan China. Ditambah lagi dengan problem ketidakseimbangan supply dan demand memicu kenaikan harga pangan dan energi yang mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Kombinasi ini pun menimbulkan risiko stagflasi dan berpotensi mendorong ke jurang resesi global.
"Di tengah situasi tersebut, ekonomi Indonesia masih kokoh dengan pertumbuhan pada Q2-2022 sebesar 5,44% (YoY), atau tumbuh di atas 5% selama tiga Kuartal berturut-turut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat impresif, dibandingkan sejumlah negara yang mengalami perlambatan. Konsumsi RT tumbuh tinggi terutama ditopang pelonggaran mobilitas masyarakat," ungkap Airlangga pada konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, Selasa (16/8/2022).
Airlangga juga menyebut ekspor juga tumbuh tinggi ditopang kenaikan harga komoditas global. Sektorsektor utama juga masih tumbuh positif, seperti Industri Pengolahan, Pertambangan, Pertanian, dan Perdagangan.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan Covid-19, dimana Indonesia termasuk 5 besar dunia, negara yang melakukan vaksinasi Covid-19, total kumulatif vaksinasi lebih dari 430 juta dosis.
Ke depan, prospek pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan berlanjut, tercermin dari kinerja positif berbagai leading indicator ekonomi.
Di antaranya Indeks Kepercayaan Konsumen di level Optimis (Juli’22 = 123,2) dan Penjualan Ritel terus tumbuh (Juli’22= 8,7%).
Di sisi lain, prospek permintaan yang terus meningkat, menjadi insentif bagi Industri untuk meningkatkan produksi, tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) yang terus berada di level Ekspansi (Juli’22 = 51,3).
Lebih lanjut Airlangga juga menyebut indikator sektor eksternal Indonesia juga masih resilien.