"HSBC telah mengidentifikasi (rencana) pemotongan biaya tambahan sebesar USD1,7 miliar di tahun depan untuk memenuhi (target pembatasan) kenaikan biaya (agar) tidak lebih dari dua persen, meski ada tekanan inflasi," ujar Chief Executive Officer HSBC, Noel Quinn, dalam laporan Reuters.
Menurut sumber yang tidak dipublikasikan, seorang petugas keuangan baru, Georges Elhedery, disebut telah ditunjuk untuk melaksanakan proyek pemangkasan jumlah karyawan, dengan nama sandi Banyan Project.
Proyek tersebut bertanggung jawab atas kebijakan PHK hingga 35.000 karyawan secara global di seluruh tingkat kepegawaian, sejak 2020 lalu.
Langkah ini menjadi kebijakan dilematis yang harus diambil perusahaan, menyikapi prospek ekonomi global yang suram yang membebani keuangan perusahaan, sementara di lain pihak pemegang saham masih berharap adanya peningkatan keuntungan yang didapat.
Tekanan permintaan tersebut, terutama datang dari pemegang saham terbesar HSBC, konglomerat keuangan China, Ping An, yang secara agresif mendesak perusahaan mengurangi biaya dengan memangkas sejumlah lini bisnis di Eropa dan Amerika.