Sebaliknya, Ping An disebut mendorong HSBC untuk memperkuat ekspansinya di Asia, yang selama ini memang menjadi pasar paling prospektif dan menopang kinerja perusahaan.
“Selain mempertimbangkan PHK, bank juga harus mengurangi biaya kantor pusat globalnya,” ujar Ping An, dalam sebuah kesempatan.
Salah satu kebijakan besar yang diambil, diantaranya, dengan meninjau kembali nilai aset properti yang dimiliki perusahaan, yang berpeluang besar memaksa HSBC pindah dari kantor pencakar langitnya yang ikonik di distrik keuangan Canary Wharf, London.
HSBC juga mengumumkan kemungkinan penjualan bisnisnya di Selandia Baru dan berencana menutup 114 cabang di Inggris, serta telah menyetujui penjualan bisnis di Kanada yang jauh lebih besar ke Royal Bank of Canada.
Langkah ini tentu semakin menggerus penguasaan pasar HSBC di pasar bank ritel Amerika Serikat dan Prancis dalam dua tahun terakhir. (TSA)
Penulis: Hafiz Habibie