David menilai kondisi pertumbuhan ini sehat. Menurutnya, kenaikan yang relatif moderat pada sektor properti di Indonesia dapat membantu terjadinya keberlanjutan sektor tersebut. Selain itu, David juga menganggap porsi properti dalam perekonomian Indonesia yang berada di kisaran 12% - 14% sebagai suatu hal yang baik.
Pasalnya, pertumbuhan yang drastis dan porsi properti yang besar akan membuat perekonomian negara tersebut berada dalam posisi yang rentan. David menambahkan, bank sentral juga memiliki peran signifikan untuk mencegah terjadinya booming properti dalam jangka waktu yang pendek.
“Kita bisa lihat Jepang, pertumbuhan kredit properti di negara tersebut mencapai puluhan persen dan porsi propertinya di ekonomi mencapai 25% - 30%. Pertumbuhan tersebut tentu berdampak pada kenaikan harga rumah cukup drastis. Tapi ini terjadi hanya pada jangka pendek, setelah itu sektor properti mengalami kemunduran dan mempengaruhi ekonomi Jepang, sampai sekarang pun sektor properti di negara tersebut belum pulih,” tambahnya.