Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar ketiga dari sepuluh negara Asia Tenggara. Kerja sama ini menyumbang 10% dari angka perdangangan tahunan kawasan.
Asosiasi Pembuat Garmen Kamboja, yang diwakili oleh Loo mengatakan bahwa konsumen di Eropa saat ini mengalami kelebihan persediaan setelah adanya lonjakan angka pembelian pada awal tahun 2021 dan kelebihan pasokan setelah pemulihan pasca Covid-19.
Direktur Eksekutif Dewan Bisnis UE-ASEAN, Chris Humphrey, mengatakan bahwa investasi Eropa di kawasan Asia Tenggara mengalami lonjakan mencapai USD25,5 miliar dolar pada 2021.
"Terdapat lonjakan kuat dalam perdagangan antara Uni Eropa dan ASEAN pada 2021 dan berlanjut hingga paruh pertama 2022, karena kedua kawasan memulai pemulihan mereka dari pandemi covid-19 terburuk," katanya.
Seorang Ekonom dari Asia di Bank Investasi Prancis, Trinh Nguyen mengatakan penurunan yang terjadi bukanlah sebuah kehancuran, melainkan hanya perlambatan. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwinatoro