Saat ini, pemegang saham terus mendorong Pertamina untuk memperbaiki pola operasionalnya agar dapat mengejar target di 2024 atau setelah pandemi Covid-19.
"Jadi saya rasa valuasi yang disampaikan adalah sesuatu valuasi yang memang wajar, tetapi kita perlu kerja keras, dalam arti pada saat transisi yang terjadi pasca Covid," katanya.
Pertamina pun menargetkan nilai pasar enam subholding mencapai 100 miliar dolar AS atau setara Rp 1,419 triliun, hingga Global Energy Champion pada tahun 2024. Erick meyakini Indonesia memiliki perusahaan yang bisa mencapai valuasi di angka 100 miliar dolar AS. Hal itu bisa dilakukan bila langkah transformasi benar-benar dilakukan perseroan.
"Kita bisa, dan saya yakin legacy ini untuk kita semua. Saya memastikan transformasi akan tetap berjalan, karena ini bagian terpenting buat kita sebagai bangsa besar. Tidak mungkin kita akan terus menjadi bangsa besar kalau tidak ada ketahanan energi,” ungkapnya.
(SANDY)