Pemerintah juga membuka peluang bagi investor potensial lainnya agar bisa ambil andil dalam pembangunan EV Battery di dalam negeri. Erick memandang langkah itu sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan listrik di Indonesia.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengantongi perjanjian kerja sama dengan dua produsen baterai kelas dunia.
Keduanya adalah LG Energy Solution (LGES) dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL). Perusahaan asal China dan Korea Selatan (Korsel) itu ikut menggarap proyek besar EV Battery yakni, Titan dan Dragon.
Atas komitmen tersebut, IBC mendapatkan nilai investasi sebesar USD15 miliar atau setara dengan Rp215 triliun. Perolehan investasi itu ditandai dengan penandatanganan Framework Agreement yang dilakukan pada Maret 2022. (NIA)