"UAE kemarin, saya juga bicara critical mineral. Nanti Januari saya juga pergi ke Qatar, bicara critical mineral. Siapa tahu, mereka kan juga punya private equity, yang investasi di perusahaan-perusahaan mobil dunia," ucap dia.
"Siapa tahu mereka juga mau melakukan investasi di sini (Indonesia),” lanjutnya.
Erick memastikan bahwa Indonesia tidak akan bergantung pada produsen otomotif dan penyimpanan energi asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc, untuk membangun bisnis kendaraan berbasis listrik di Tanah Air.
Selain karena Indonesia tengah mengincar investor Timur Tengah, pemerintah juga menggodok kerja sama dengan BYD Co Ltd, produsen mobil, sepeda bertenaga baterai, bus, forklift, panel surya, baterai isi ulang, hingga truk, asal China.
“Masa tergantung Tesla, kan ada BYD. Tapi nanti kalau BYD lagi, katanya kita enggak friendly lagi sama Eropa, sama Amerika, padahal coba lihat storyline-nya. Justru kita menjaga keseimbangan itu," jelas Erick.
(SLF)