Sejak menjabat menjadi Menteri BUMN, Erick menggunakan strategi khusus untuk mengidentifikasi masalah, menyusun program strategis, lalu mengeksekusinya.
Rumusan itu disusun berdasarkan tiga variabel vertikal yaitu kecepatan, keakuratan, dan keberhasilan. Serta tiga variabel horizontal yaitu misi, masalah, dan eksekusi.
Dari rumusan itu, Erick menemukan masalah mendasar di internal BUMN, di mana dia mengaku terjadi perlambatan bisnis, khsusnya beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi. Padahal, beberapa perseroan negara merupakan korporasi raksasa di Indonesia.
"Masalah di BUMN sudah saya investigasi sejak awal yakni besar, tambun, namun lambat, atau dalam bahasa akademik tidak memiliki pondasi fisik yang diperlukan untuk dapat bergerak lincah, reaktif, dan adaptif," tutur dia.
(SLF)