"Pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp10 juta untuk setiap unit sepeda motor yang dikonversi. Kegiatan konversi dilakukan oleh bengkel konversi tersertifikat Kementerian Perhubungan dan untuk dapat menyalurkan bantuan Pemerintah, bengkel-bengkel tersebut telah dilakukan verifikasi oleh Balai Besar Survei dan Pengujian (BBSP) KEBTKE. Saat ini bengkel konversi yang menjadi mitra dari KESDM sudah mencapai 25 unit dan akan terus bertambah seiring banyaknya pelatihan yang telah dilakukan, baik oleh KESDM maupun bengkel konversi kepada UMKM dan SMK-SMK di Indonesia," kata Eniya.
Eniya menambahkan, program kali ini mendapatkan animo yang tinggi dari masyarakat untuk mengonversi kendaraannya menjadi motor listrik. "Di tahun 2024 ini mungkin berbeda dengan 2023 sebelumnya karena kita memang sedang berupaya untuk menginisiasi. Pada akhir tahun 2023 sudah mulai banyak sekali masyarakat yang berkeinginan untuk mengonversi kendaraan listrik. Ditambah lagi Kementerian ESDM sudah menaikkan bantuan menjadi 10 juta. Ini animonya jadi luar biasa," ujar Eniya.
Lebih lanjut Eniya menjelaskan, badan usaha yang terlibat dalam program konversi motor listrik ini melalui dana CSR-nya dapat mengklaim menjadi bagain dari upaya mereka dalam penurunan emisi.
"Badan usaha yang terlibat dalam kegiatan ini melalui CSR-nya dapat mengklaim upaya konversi kendaraan ini menjadi salah satu upaya penurunan emisi Yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebesar 5 point dalam propernya," tutur Eniya.
Sebagai informasi, program konversi sepeda motor Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik merupakan kegiatan konkrit program transisi energi dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) Indonesia di tahun 2060 atau lebih cepat. Melalui program konversi, motor yang sebelumnya mengonsumsi Pertalite bersubsidi atau BBM lainnya berubah menggunakan listrik tanpa subsidi. Selain itu, yang sebelumnya mengeluarkan emisi CO2 berubah menjadi tanpa emisi.